MASUKKAN KODE SCRIPT BUKU TAMU SOBAT DI SINI

Pages

Senin, 16 Februari 2015

Rangkaian seri dan pararel resistor

Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya

Rangkaian Seri dan Paralel Resistor
Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta Cara Menghitung Nilainya – Resistor adalah Komponen Elektronika yang paling sering ditemui dalam rangkaian Elektronika. Fungsi dari Komponen Resistor adalah sebagai penghambat listrik dan juga dipergunakan sebagai pengatur arus listrik dalam rangkaian Elektronika. Satuan pengukuran Resistor (Hambatan) adalah OHM (Ω). Dalam Rangkaian Elektronika, Resistor atau Hambatan ini sering disingkat dengan huruf “R” (huruf R besar).
Nilai Resistor yang diproduksi oleh Produsen Resistor (Perusahaan Produksi Resistor) sangat terbatas dan mengikuti Standard Value Resistor (Nilai Standar Resistor). Jadi di pasaran kita hanya menemui sekitar 168 jenis nilai resistor. Berikut ini adalah tabel Standard Value Resitor (Nilai Standar Resitor) yang terdapat di pasaran.

Tabel Nilai Standar Resistor

Tabel Nilai Standar Resistor
Jadi bagaimana kalau nilai Resistor yang kita inginkan tidak terdapat di pasaran? Contohnya 400 Kilo Ohm, 250 Ohm, ataupun 6 Kilo Ohm. Nilai-nilai Resistor yang disebutkan ini tidak terdapat dalam daftar Standard Value Resistor sehingga kita tidak mungkin akan menemukan nilai-nilai Resistor tersebut di Pasaran. Untuk mengatasi hal ini kita perlu menggunakan Rangkaian Seri ataupun Rangkaian Paralel Resistor untuk mendapatkan Nilai Resistor yang kita inginkan.

Rangkaian Seri Resistor

Rangkaian Seri Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa mendapatkan nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Seri :
Rumus dan Rangkaian Seri Resistor

Contoh Kasus untuk menghitung Rangkaian Seri Resistor

Seorang Engineer ingin membuat sebuah peralatan Elektronik, Salah satu nilai resistor yang diperlukannya adalah 4 Mega Ohm, tetapi Engineer tidak dapat menemukan Resistor dengan nilai 4 Mega Ohm di pasaran sehingga dia harus menggunakan rangkaian seri Resistor untuk mendapatkan penggantinya.
Penyelesaian :
Ada beberapa kombinasi Nilai Resistor yang dapat dipergunakannya, antara lain :
1 buah Resistor dengan nilai 3,9 Mega Ohm
1 buah Resistor dengan nilai 100 Kilo Ohm
Rtotal = R1 + R2
3,900,000 + 100,000 = 4,000,000 atau sama dengan 4 Mega Ohm.
Atau
4 buah Resistor dengan nilai 1 Mega Ohm
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4
1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm = 4 Mega Ohm

Rangkaian Paralel Resistor

Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti. Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri.
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Paralel :
Rumus dan Rangkaian Paralel Resistor

Contoh Kasus untuk Menghitung Rangkaian Paralel Resistor

Terdapat 3 Resistor dengan nilai-nilai Resistornya adalah sebagai berikut :
R1 = 100 Ohm
R2 = 200 Ohm
R3 = 47 Ohm
Berapakah nilai hambatan yang didapatkan jika memakai Rangkaian Paralel Resistor?
Penyelesaiannya :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1/Rtotal = 1/100 + 1/200 + 1/47
1/Rtotal = 94/9400 + 47/9400 + 200/9400
1/Rtotal = 341 x Rtotal = 1 x 9400 (→ Hasil kali silang)
Rtotal = 9400/341
Rtotal = 27,56
Jadi Nilai Hambatan Resistor pengganti untuk ketiga Resistor tersebut adalah 27,56 Ohm.
Hal yang perlu diingat bahwa Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan bertambah jika menggunakan Rangkaian Seri Resistor sedangkan Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan berkurang jika menggunakan Rangkaian Paralel Resistor.
Pada Kondisi tertentu, kita juga dapat menggunakan Rangkaian Gabungan antara Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel Resistor.

Lamaran Pekerjaan

Hal    : Lamaran Pekerjaan                                             Weleri,20 januari 2015
lamp  :1 bdl

Yth. Manajer PT Surya Kencana
jalan Dr Sutomo No 100 Jakarta Pusat

Dengan hormat,

    Berdasarkan informasi yang saya terima dari ibu Hana tanggal 19 januari 2015 bahwa perusahaan Bapak memerlukan tenaga kerja di bidang produksi ,yang bertanda tangan di bawah ini :
nama                 :Hidayatullah
tempat,tgl lahir :Kendal,2 januari 1997
agama               :Islam
alamat              :Lumansari Rt 01,Rw 01
                          Kecamatan Gemuh
                          Kabupaten Kendal
pendidikan       :Smk Muhammadiyah 3 Weleri
                          Jurusan Teknik Audio Video

Mohon kiranya di terima sebagai karyawan di perusahaan yang bapak pimpin , sesuai latar belakang pendidikan saya .sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan :
1.foto kopi ijazah terakhir yang sudah di legalisasi
2.surat keterangan kelakuan baik (SKKB)
3.dua buah pas foto terbaru 4x6
4.daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae)

Besar harapan saya untuk bisa di terima di perusahaan Bapak  .Atas perhatian Bapak,saya ucapkan terimakasih


Hormat saya,

Hidayatullah

Minggu, 15 Februari 2015

fungsi transistor


Fungsi Transistor

Fungsi transistor pada umumnya ada tiga kegunaan. Ketiga guna tersebut akan saya bahas dalam tulisan ini beserta gambar rangkaiannya agar penjelasannya dapat lebih mudah dimengerti. Tapi kalau belum tau pengertian transistor ataupun cara kerja nya, baca dulu ya artikel sebelumnya diblog ini. Kalau sudah, yuk mari kita bahas satu-persatu kegunaannya.
fungsi transistor
Bias transistor
Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar. Dengan mengontrol bias dari transistor hingga komponen ini menjadi jenuh, akan menyebabkan seolah-olah diperoleh hubungan singkat diantara emitor dan kaki kolektor. Fenomena ini lah yang dapat dimanfaatkan hingga transistor bisa dipakai sebagai saklar elektronika.
Fungsi Transistor sebagai saklar
Fungsi Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklar
Perhatikan gambar diatas fungsi transistor sebagai saklar, yang merupakan rangkaian saklar elektronic dgn memakai transistor PNP serta transistor jenis NPN. Terlihat pula TR4 (PNP) serta TR3 (NPN) digunakan untuk mematikan dan menghidupkan LED.
TR3 digunakan sebagai pemutus serta penyambung hubungan diantara katoda-LED dgn ground. Dengan demikian apabila transistor dalam posisi ON maka LED akan nyala, sedangkan bila transistor dalam keadaan OFF maka LED menjadi mati. Dengan kaki emitor yang berhubungan dengan ground, maka kita harus melakukan cara tertentu agar transistor menyala. Caranya dengan membuat keadaan saklar SW1 menjadi ON hingga basis-transistor TR3 memperoleh bias yang bersumber dari tegangan positir, hal ini akan menyebabkan transistor jadi jenuh / ON kemudian kaki emitor dengan kaki kolektor menjadi tersambung. Sebaliknya, untuk membuat LED mati caranya adalah dengan membuat keadaan SW1 menjadi OFF.
Sebagai penyambung dan pemutus hubungan diantara tegangan positif dan anoda LED, digunakanlah TR4. Dengan begitu apagila transistor ON maka LED jadi menyala, sebaliknya bila transistor posisinya OFF maka LED jadi mati. Berbeda dengan penjelasan dalam paragraf sebelumnya, disini kaki emitor berhubungan dengan tegangan posifit. Karena itu untuk menyalakan transistor, kita harus mengatur keadaan saklar SW2 menjadi ON hingga basis transistornya T4 memperoleh bias dr tegangan negatif yang menyebabkan transistor jadi jenuh / ON  dengan psisi kakli emitor tersambung dengan kaki kolektor. Cara mematika LED nya sama, yaitu merubah posisi SW1 menjadi OFF.
Fungsi transistor sebagai  penguat arus adalah kegunaannya yang kedua. Guna komponen yang kedua ini membuatnya dapat digunakan dalam rangkaian power supply yang tegannya diset. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih dahulu dibias dengan tegangan yg konstan pd basisnya, tujuannya biardi emitor menghasilkan tegangan yg tetap. Umumnya yang dipakai untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
Fungsi Transistor sebagai penguat arus
Fungsi Transistor sebagai penguat arus
Kalau diperhatikan pada gambar fungsi transistor sebagai penguat arus diatas ada 2 regulator dgn polaritas tegangan keluar yg bebeda. Transistor TR5 / NPN digunakan sebagai regulator tegangan positif, kemudian transistor TR6/PNP dipakai sebagai regulator tegangan negatif. Tegangan basis di tiap-tiap transistor diawasi sehingga nilainya tetap dengan menggunakan dioda zener D4 dan D3. Keadaan ini akan menyebabkan tegangan yg keluar di emitor memiliki arus sejumlah per-kalian antara HFE transistor dengan arus basis.
Fungsi transistor yang terakhir adalah untuk menguatkan sinyal AC. Kegunaan komponen dalam hal ini haruslah memakai beberapa jenis tekhnik pembiasan basis-transistor. Ketika transistor bekerja untuk menguatkan sinyal AC, komponen ini digolongkan jadi beberapa tipe penguat, yaitu penguat kelas C; penguat kelas AB; penguat kelas B dan penguat kelas A.
Fungsi Transistor sebagai penguat sinyal AC
Fungsi Transistor sebagai penguat sinyal AC
Nah digambar atas tersebut terlihat kerjasama antara R16 dan R15 untuk mengatur tegangan bias pd basis transistor. Configurasi tersebut dikelompokkan dalam tipe penguat kelas A. Melalui kapasitor C8, signal masuk menuju basis transistor. Berikutnya dengan melewati kapasitor C7, signal output diambil dari kaki kolektor. OK, demikian ketiga Fungsi Transistor telah saya jabarkan. Moga berguna ya.

resistor

Macam-macam Resistor dan Fungsinya


Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resistor memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.
Resistor disimbolkan dengan huruf  R. dan mempunyai satuan ohm, resistor ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari bangsa jerman.
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm.

Rumus Resistor 
Simbol Resistor
Simbol Simbol Resistor 
Simbol - Simbol Resistor 
Resistor banyak sekali kegunaanya dalam rangkaian elektronika, misalnya :
  • Sebagai penghambat arus listrik
  • Sebagai pembagi tegangan
  • Sebagai pengaman arus berlebih
  • Sebagai pembagi arus
  • Dll tergantung disain komponenJenis-jenis Resistor

Jenis-jenis resistor
Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi : 

1. Resistor Tetap
Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Pada resistor tetap nilai Resistansi biasanya ditentukan dengan kode warna sebagai berikut.
Yang termasuk resistor jenis ini adalah :
a. Resistor kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping.
b. Resistor batang karbon (arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.


 
c. Resistor keramik atau porselin
Resistor ini terbuat dari  keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.


d. Resistor Film karbon
Resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.

 

e. Resistor film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.

 
 
2. Resistor Variabel
Resistor variabel (variable resistor atau varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya dapat berubah atau dapat diubah.
Ada bermacam-macam resistor variabel antara lain :  

a. Potensiometer
Adalah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan cara menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis putar) tuasnya.


b.Trimpot
Adalah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim. 

c. PTC (Positif Temperature Control)
PTC termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu. Nilai hambatan PTC saat dingin adalah sangat rendah, tetapi saat suhu PTC naik maka nilai hambatannya juga ikut naik.

 d. NTC (Negative Temperature Control)
NTC juga termasuk jenis thermistor, yaitu resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh suhu, tetapi NTC kebalikan dari PTC, dimana nilai tahanan NTC saat dingin sangat tinggi, tetapi saat suhu NTC semakin naik, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil bahkan nol.







 
 
 
 
 
e. LDR (Light Depending Resistor)
LDR adalah merupakan resistor peka cahaya atau biasa disebut dengan fotoresistor, dimana nilai resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.






   
 
f. VDR (Voltage Dependent Resistor)
VDR adalah singkatan  dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat cocok digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.










A. MENGUKUR / MENGETAHUI NILAI RESISTOR
 1. Metode melihat warna (gelang) pada fisik resistor
         Dalam menentukan nilai hambtan sebuah resistor, cara yang paling gampang dan banyak digunakan adalah dengan melihat dari pada warna gelang yang terdapat pada fisik resistor

Bentuk Fisik - Cincin / Gelang Warna    
 Mungkin pengetahun ini terbilang sudah sering didengar, karena memang menjadi pelajaran dasar pada orang-orang yang bergelut di duni elektronika. Namun untuk pemula atau yang memang memerlukan data, tidak ada salahnyakan untuk diberikan pengetahuan ini. Sebelum membaca nilai hambatan resistor, kita lihat tabel di bawah ini.
Tabel nilai Resistor
Kita mengetahui resistr memliki 4-5 gelang/cincin warna, setelah melihat tabel diatas.. maka kita bisa menghitung dengan menggunakan cara / rumus sebagai berikut :
           I .   Resistor 4 cincin / gelang
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = faktor kali
                  Cincin 1 = toleransi
                           CONTOH :
Resistor 4 gelang  
  cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
  cincin 2 = hijau = 5 (nilai)
  cincin 3 = merah = 100 (faktor kali)
  cincin 4 = emas = 5% (toleransi)

Nilai resistor, 15*100 = 1500 ohm atau  1.5 K ohm
Dengan toleransi +/- 1500*5% = 75 ohm
Maka, Nilai resistor di samping antara 1425 - 1575 ohm.



          II .  Reistor 5 cincin / gelang
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = nilai
                  Cincin 1 = faktor kali
                  Cincin 1 = toleransi
                            CONTOH  :
Resistor 5 Gelang




  cincin 1 = cokelat = 1 (nilai)
  cincin 2 = hitam = 0 (nilai)
  cincin 3 = hitam = 0 (nilai)
  cincin 4 = cokelat = 10 (faktor kali)
  cincin 5 = cokelat = 1% (toleransi)

Nilai resistor, 100*10 = 1000 ohm atau  1 K ohm
Dengan toleransi +/- 1000*1% = 10 ohm
Maka, Nilai resistor di samping antara 990 - 1010 ohm.


 Nah, gimana mudah kan membaca nilai resistor. Nanti kedepannya untuk memperlancar membaca, daftar tabel sebaiknya di ingat. Sehingga waktu dibutuhkan membaca nilai resistor, tidak perlu buka-buka buku atau online lagi...  :)

  2. Menggunakan Alat : Avo Meter
      Jika diatas dilakukan cara manual, maka berikutnya adalah mengukur nilai resistor menggunakan alat bantu AVO METER. hal ini diperlukan, jika memang kita buth cepat dan tidak hafal tabel nilai resistor atau memang ada kondisi tertentu dimana cincin tidak di terlihat jelas warnanya / nilainya.
      Secara prinsip penggunaan AVO Meter ini mudah saja, pada kali ini dijelaskan untuk penggunaan pengukuran resistor.
Sebelumnya pastika Avo Meter sudah terKalibrasi dengan baik (untuk penggunaan AVO meter yang benar Akan diposting di " AVO METER : Mengenal peralatan kerja Elektronika 1 "

- Putar selektor, ke arah ohm meter dan pilih range nya. x1 (untuk pilihan nilai yang ditampilkan pada jarum sesuai dengan angkanya) x10 (hasil yang muncul pada jarum, dikali dengan 10) x1000 (hasil yang muncul pada jarum di kali 1000).
- Sentuhkan kedua terminal (+) dan (-) ke 2 kaki dari resistor.
Contoh :

 Untuk melihat contoh disamping. Range selektro di tempatkan pada ohm x 10.

Sedangkan hasil pembacaan nilai resistor yang tertera ada 22.
karena di set di posisi x 10, maka hasil 22ohm di kali 10. Dana HASILNYA nilai resistor adalah 220 ohm.










  
 
  3. Menggunakan Software : Free SOFTWARE PEMBACA NILAI RESISTOR,
       Untuk penggunaan Software ini, caranya mudah, langsung memasukkan warna - warna yang diinginkan. Maka secara otomatis pada layar akan muncul nilai dari resistor yangs sedang sobat hitung tersebut. (UNTUK PRAKTIK, LANGSUNG DI DOWNLOAD AJA)* file berukuran kecil.
  
B. TIPS MEMBACA NILAI RESISTOR SECARA CEPAT
     Nah pada bab ini, akan coba saya bagikan trik bagaimana menentukan/mengetahui nilai Resistor secara cepat, yang mungkin didapatkan dari berbagai pengalaman yang ada.
      Untuk Hambatan / Resistor 4 gelang
        1. Untuk nilai R kurang dari 10 ohm gelang ke 3 warnanya emas
        2. Untuk nilai R kurang dari 100 ohm gelang ke 3 warnanya hitam
        3. Untuk nilai R kurang dari 1K ohm gelang ke 3 warnanya cokelat
        4. Untuk nilai R kurang dari 10K ohm gelang ke 3 warnanya merah
        5. Untuk nilai R kurang dari 100K ohm gelang ke 3 warnanya orange
        6. Untuk nilai R kurang dari 1M ohm gelang ke 3 warnanya kuning
        7. Untuk nilai R kurang dari 10M ohm gelang ke 3 warnanya hijau
        8. Untuk nilai R kurang dari 100M ohm gelang ke 3 warnanya biru

      Untuk Hambatan / Resistor 5 gelang
        1. Untuk nilai R kurang dari 10 ohm gelang ke 4 warnanya perak
        2. Untuk nilai R kurang dari 100 ohm gelang ke 4 warnanya emas
        3. Untuk nilai R kurang dari 1K ohm gelang ke 4 warnanya hitam
        4. Untuk nilai R kurang dari 10K ohm gelang ke 4 warnanya cokelat
        5. Untuk nilai R kurang dari 100K ohm gelang ke 4 warnanya merah
        6. Untuk nilai R kurang dari 1M ohm gelang ke 4 warnanya orange
        7. Untuk nilai R kurang dari 10M ohm gelang ke 4 warnanya kuning
        8. Untuk nilai R kurang dari 100M ohm gelang ke 4 warnanya hijau       
        9. Untuk nilai R kurang dari 1000M ohm gelang ke 4 warnanya biru

C. MENCARI NILAI RESISTOR PENGGANTI 
     Dalam aktivitas / hoby kita merangcang suatu rangkaian elektronik dan hasil hitungan resistansi (nilai hambatan resistor) yang kita dapatkan nilainya tidak ada di pasaran. Maka mau tidak mau kita harus menggantinya dengan kombinasi beberapa resistor sekaligus.
Nah untuk mengetahui bagaimana "Rumus" dalam penggantian, maka dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Resistor Hubungan Seri
Hubungan Seri
Rumus : Rs (Total) = R1+R2+R3+...+Rn.
Pada Hubungan Seri ini, akan didapatkan nilai resistor yang bertambah dari nilai masing-masing resistor. jadi misal kita membutuhkan resistor 3K dan secara kebetulan kita tidak ada stock atau memang di pasaran tidak ada, maka kita dapat menghubungkan secara seri 3 resistor yang masing-masing memiliki nilai 1K.
Selain keperluan diatas, hubungan seri ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai Resistor yang besar dengan kemampuan daya (Rating) yang tetap.
CONTOH : 
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt                         Rs = R1+R2+R3
R2 = 20 ohm; 0,5 watt                              = 10+20+30
R3 = 30 ohm; 0,5 watt                              = 60 ohm, sedangkan daya tetap 0.5 watt

b) Resistor Hubungan Pararel

Hubungan Pararel  
Rumus : Rp =  1   1  +   + .....+
                     Rp    R1    R2    R3            Rn
Jika pada hubungan Seri (diatas) ditujukan untuk menambah nilai resistansi, maka sebaliknya pada penggunaan hubungan pararel pada Resistor adalah bertujuan untuk memperkecil nilai dari hambatan total.
Dan pada hubungan pararel ini, selain nilai hambatan total yang semakin mengecil, namun dengan kemampuan daya (ratig) yang besar.
CONTOH : 
Berapa Rs dan Daya dari beberapa resistor di bahwa ini ?
R1 = 10 ohm; 0,5 watt                       
 
 
   1   =   
R2 = 20 ohm; 0,5 watt                         Rp      R1    R2    R3
R3 = 30 ohm; 0,5 watt                                  =                        
                                                                          10    20    30
                                                                         = 6 + 3 + 2  = 11
                                                                                  60          60
                                                          Rp = 60 ohm = 5  ohm dan berdaya 1,5 watt
                                                                    11               11

D. KERUSAKAN YANG TERJADI PADA RESISTOR
Sudahlah wajar dan normal, apabila benda - benda didunia ini mengalami kerusakan karena pada dasarnya memang tidak ada yang abadi. Entah karena kesalahan dalam penggunaan atau memang karena fakto usia.

Berikut biasanya kerusakan - kerusakan yang kerap terjadi pada komponen Resistor.
Resistor Terbakar  
Resistor Terbakar













Diatas adalah beberapa contoh fisik resistor yang sudah rusak. Umumnya kerusakan terjadi karena daya yang melalui resistor terlalu besar, sehingga menyebabkan resistor menimbulkan efek panas yang berlebihan. tak jarang saat dipegang panas, dan pada kejadian tertentu, sampai ada yang hangus terbakar. Sebagai saran nantinya tentukan daya yang di butuhkan dalam melewati resisto2 resistor tersebut nantinya, dengan memakain 1/2, 1, sampai ada yg 4 watt. Tentunya semakin besar yang digunakan secara bentuk fisik juga semakin besar.

Dampak yang di timbulkan, adalah selain yang pastinya nilai resistansinya berubah (sudah tidak pada nilai hambatan yang di harapkan) juga ada yang short atau bahkan putus sama sekali. Untuk mengenathui dengan pasti, mungkin anda bisa menggunakan AVO Meter untuk melakukan pemeriksaan terhadap komponen apakah dalam keadaan nila yang seharusnya atau tidak bahkan ada kemungkinan terjadi short (hubungan singkat) / tidak ada hambatan sama sekali.
 Cara Menguji Komponen Resistor Masih Baik atau Tidak
 Walaupun komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1.      Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2.      Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
3.      Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
4.      Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
5.      Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.
 
sumber : http://www.geschool.net/aditya_nak_klaten/blog/post/pengertian-dan-fungsi-dari-resistor

power ampli ocl

rangkaian-power-amplifier-ocl-150-watt-kit

Rangkaian Power Amplifier OCL 150 Watt

Rangkaian Power Amplifier OCL 150 Watt ini adalah termasuk power amplifier yang memiliki daya tinggi. Rangkaian ini dapat digunakan untuk speaker yang berdaya tinggi juga yang lazimnya digunakan pada panggung-panggung yang memerlukan suara yang besar. Rangkaian akan menghasilkan daya output 150 Watt jika digunakan transistor yang memiliki kualitas baik dengan degangan dan arus maksimal yang direkomendasikan.
OCL merupakan singkatan dari Output Capacitor Less yang artinya adalah penguat atau amplifier yang mana pada outputnya tidak menggunakan kapasitor kopling sebagai filter segaligus pengaman terhada speakernya. Kelebihan dari sistem OCL ini adalah memiliki respon frekuensi yang lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki kopling kapasitor namun disamping kelebihannya, kekurangan dari OCL ini adalah jika transistor Final ada yang rusak maka tegangan dari power supply akan langsung mengalir pada speaker sehingga bisa menyebabkan speaker mendapatkan tegangan dari power supply yang mengakibatkan rusaknya speaker.
Namun disamping kekurangan dari OCL ini bisa diatasi dengan memasang speaker protektor pada bagian outputnya. Adapun skema rangkaian power amplifier OCL 150 Watt adalah sebagai berikut (Klik gambar untuk melihat lebih jelas) :
rangkaian-power-amplifier-ocl-150-watt

Pada transistor bagian final, yaitu 2N3055 dan MJE2955 dapat diganti dengan TIP3055 dan TIP2955. tegangan power supply yang digunakan adalah power supply jenis simetris yang mana terdapat tegangan minus dan ground. Arus yang direkomendasikan untuk rangkaian amplifier ini adalah minimal 5-10 A serta jangan lupa memberikan pendingin alumunium yang cukup terutama pada transistor bagian akhir.

DIODA

Dioda (diode)

Pengertian Dioda

   Dioda merupakan salah satu jenis komponen elektronika aktif yang berfungsi sebagai penyearah.
Dioda terbuat dari bahan semi konduktor jenis silikon dan germanium.
   Dioda disusunmenggunakan semikonduktor jenis "p"sebagai kutub positif dan semikonduktor jenis "n" sebagai kutub negatif.
Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Karakteristik Dioda
   Dioda merupakan komponen aktif, arus yang mengalir masuk melalui kaki P ke kaki N akan diteruskan jika tegangan listrik yang dimasukkan pada dioda berbahan silikon minimal 0,7volt dan pada dioda berbahan germanium minimal 0,3volt.
   Fungsi dioda yang lain adalah bisa sebagai sakelar dalam rentang tegangan yang rendah. Salah satu contoh adalah dioda jenis silikon, jika tegangan kurang dari 0,7volt, tegangan tidak akan diteruskan dan jika tegangan masuk lebih besar dari 0,7volt maka tegangan akan diteruskan.



Macam-macam diode

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Simbol Dioda
Secara mendasar dioda ada beberapa jenis , antara lain adalah:
1. Dioda penyearah,
2. Dioda Zener,
3. Dioda Foto

Selanjutnya akan kita bahas satu persatu macam-macam dioda diatas

1. Dioda Penyearah

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Dioda penyearah
   Arus akan diteruskan jika arus listrik yang melewati searah dengan arah dioda yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah dan tegangan bernilai lebih besar dari tegangan minimum dioda.
Namun jika dioda dipasang kebalikkannya dengan arus listrik maka dioda akan menjadi penghambat.
Kapasitas dioda memiliki batas, sehingga jika tegangan di sambungkan pada "n" jauh lebih besar dari tegangan yang disambungkan pada "p" kemungkinan dioda akan breakdown karena tidak mampu menahan aliran listrik.
Contoh pemakaian dioda searah adalah antara lain pada rangkaian penyearah arus listrik bolak-balik pada transformator, dan pencegah arus balik pada rangkaian elektronika.

2. Dioda Zener

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Zener Dioda
Pada prinsipnya adalah sama dengan dioda biasa, namun jika pada dioda biasa breakdown terjadi pada saat tegangan mencapai ratusan volt, pada dioda zener breakdown dapat terjadi pada saat tegangan hanya mencapai puluhan atau bahkan satuan volt saja.
Pada dioda biasa bekerja dengan bias maju, sedangkan pada dioda zener bekerja dengan bias mundur.






3. Light Emitting Diode (LED)

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
LED
Prinsipnya sebuah LED adalah merubah energi listrik menjadi cahaya jika diberi input tegangan maju (forward bias).
Banyak warna yang disediakan dari komponen ini seperti warna merah, kuning, dan hijau. Pada dasarnya semua jenis warna dapat dihasilkan tetapi harga LED akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien.





4. Laser Dioda

Dioda, jenis, fungsi dan karakternya
Laser Dioda
Komponen ini merupakan sebuah semikonduktor yang radiasinya bersifat koheren ( gelombang dengan frekwensi dan amplitudo yang sama dengan beda fase yang tetap) pada daerah sepanjang panjang gelombang cahaya kelihatan sebagai infra merah.
Bahan dasar laser ini adalah dioda, dengan bentuk fisik yang bisa diminimalkan, tidak seperti bentuk laser yang lain.
Jaringan serat optik menggunakan teknologi sinar laser sebagai pengantaran signal, dan juga dapat ditemukan pada Compact Disc (CD/DVD) dan mouse pada komputer.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Dioda, jenis, fungsi dan karakternya

IC

ntegrated Circuit (IC)

Pengertian Integrated Circuit (IC)

Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternya   Integrated Circuit adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi konduktor dan merupakan pengembangan dari transistor. Dalam sebuah IC terdapat beberapa jenis komponen pasif maupun komponen aktif yang tersusun dalam kemasan (pckages). 
   Jenis -jenis kemasan pada IC yang umum digunakan antara lain: Single In-Line (SIP), Dual In-Line Packege (DIP), Q!uad In-Line Package (QIP), dan flat Pack.


Jenis-jenis Integrated Circuit (IC)

1. IC Analog ( Linier)

   IC analog adalah IC yang tersusun oleh beberapa rangkaian (linier) dan beroperasi dengan menggunakan sinyal sinusoidal.

Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternyaMacam- macam IC analog (linier)
a. IC Op-Amp

   Disebut amplifier operasional atau op-amp merupakan salah satu jenis IC analog yang berfungsi sebagai rangkaian penguat.
    IC Op- Amp, s dibedakan menjadi dua macam/jenis yaitu:


i. Op- Am Inverting
Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternya   Op-amp inverting merupakan rangkaian penguat yang tegangan keluarabbya berbanding terbalik dengan tegangan masuknya. Sinyal masuk ke op-amp inverting melalui input inverting dan menghasilkan keluaran dengan sudut fase yang berkebalikan dengan sudut fase tegangan masukan.
  Besarnya penguatan tergantung pada faktor penguatan (gain) yang dirumuskan sebagai berikut:
Vout = -(R2/R1)Vin
dengan:
Vout  : tegangan keluaran penguatan operasional (output)
Vin    : tegangan masukan (input)
R1     : hambatan ke-1 (ohm)
R2     : hambatan ke-2 (ohm)
ii. Op-Amp Non-Inverting
Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternya
   Penguat operasional non inverting termasuk dalam sistem analog linier, yaitu sitem yang menghasilkan tegangan keluaran sebanding dengan tegangan masukan yang diberikan. Penguat operasional non inverting adalah penguat yang sinyal masukannya diberikan pada input non-inverting dan menghasilkan output dengan sudut fase sama dengan sudut fase tegangan input.
   Besarnya penguatan pada faktor penguatan (gain) yang dirumuskan sebagai berikut:
Vout = ((Ri+R2)/R1)Vin
dengan
Vout   : tegangan keluaran penguatan operasional (output)
Vin     : tegangan masukan (input)
R1      : hambatan ke-1 (ohm)
R2      : hambatan ke-2 (ohm)
b. IC timer 555
   IC timer 555 merupakan IC linier yang berfungsi sebagai rangkaian pewaktu monostable dan osilator estable. IC 555 merupakan jenis IC yang terkenal didalam dunia elektronika analog/linier.
   Pada penggunaannya , IC 555 dapat dikategorikan dalam beberapa fungsi rangkaian, antara lain sebagai berikut:
i. Rangkaian Monostable
Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternya
   Pada rangkaian monostable , IC 555 berfungsi sebagai penghasil pulsa diskrit. Pulsa akan dihasilkan pada saat IC 555 menerima siyal pemicu.
   Lebar pulsa yang dihasilkan dipengaruhi oleh hubungan RC (resistor dan kapasitor). Pulsa akan berhenti setelah kapasitor menerima 2/3 tegangan catu daya.
   Lebar pulsa dapat dimodifikasi dengan mengubah nilai resistor (R) dan kapasitor (C) sesuai dengan rumus berikut:
t=1,1(RxC)
dengan:
t     : tegangan pulsa (detik)
R    : nilai resistor (ohm)
C    : nilai kapasitor (farad)
ii. Rangkaian Astable
Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternya

   Pada rangkaian astable, IC 555 berfungsi sebagai penghasil sinyal kotak (pulsa) dengan frekuensi tertentu secara terus menerus. R1 menghubungan Vcc dan pin7 (pin discharge), R2 menghubungkan pin 7(pin discharge), pin 6 (threshold), dan pin 2 (trigger).
   Kapasitor melakukan pengisian pada R1 dan R2, serta hanya melakukan pengosongan pada R2.
   POada rangkaian estable, frekuensi pulsa hanya dipengaruhi oleh nilai R1, R2, dan C. Rumusan frekuensi pada rangkaian estable sebagai berikut:
f = 1/(In(2)xC(R1+R2))
Lebar pulsa high dirumuskan sebagai berikut
high = In(2)x(R1+2R2)C
Lebar pulsa low dirumuskan sebagai berikut :
low = In(2)xCxR2
dengan:
R    : nilai resistor (ohm)
C    : nilai kapasitor (C)
c. IC Power
Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternya

   IC Power merupakan jenis IC yang beroperasi pada catu daya . Umumnya , IC power digunakan pada rangkaian regulator, adaptor dan power supply.








2. IC Digital

Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternya
   Berbeda dengan IC analog (linier) , IC digital beroperasi pada tegangan 0 volt (low) dan 5 volt (high). IC digital tersusun dari beberapa rangkaian logika AND, OR, NOT, NAND, NOR,dan XOR).
   IC digital sering digunakan sebagai aplikasi sakelar cepat. Pada perkembangannya, IC digital merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam segala bidang elektronika, karena ukurannya kecil dan memiliki fungsi yang sangat lengkap.

Terima kasih telah membaca artikel tentang Integrated Circuit (IC), jenis, fungsi dan karakternya